aku kembali merasakan indahnya jatuh cinta. Entah apa yang ada dipikiranku saat itu, namun yang pasti aku selalu tanpa sadar tersenyum kala melihatnya bercumbu dengan bola NBA. Ya, dia adalah salah satu anak basket di sekolahku. Beberapa kali melihatnya bertanding membuat alam bawah sadarku seketika bersenandung takjub. High five-nya selalu aku nantikan. Lompatan lincahnya selalu aku rindukan, dan 3 point shootnya selalu aku dambakan. Aku sadar, mungkin aku sudah terjerembab dalam pesona yang selalu ia bagikan lewat senyum dibibirnya. Lewat sorot teduh menghanyutkan yang membuat hatiku kala itu menjerit. Sungguh! Rasanya ingin sekali aku memiliki manis senyumnya, teduh matanya, menawan posturnya, dan hey! Wajahnya yang memang memikat membuatku luluh kala ia berada tak jauh dariku. Aku selalu senang melihatnya. Apa sewaktu badan atletisnya berbalut kemeja OSIS putih ketat, Sewaktu bersimbah keringat kala bercumbu dengan 3 point shoot, atau berkemeja rapih saat tangannya memetik senar. Kala aku merasakan semua itu, kembali hati kecilku bertanya "Apa benar aku sudah bisa lepas dari bayang-bayang Cinta Pertamaku itu?" pertanyaan itu tak bisa ku jawab. Ya, I don't know about my feel.
Singkat cerita, kami berkenalan. Ya, kami. Benar, aku dan dia. Aku dan anak basket itu! Saat pertama kali menjabat tangannya, aku merasakan lututku lemas. Aku semakin terbawa saat ia tersenyum dan mengerling hangat. Tuhan, adakah hal yang lebih menyiksa dari ini?! Lambat laun kami semakin akrab. Ia sering mengunjungi rumahku saat malam minggu. Setiap hari ia tak pernah absen memenuhi inbox ponselku dengan sejuta perhatiannya. Perhatian. Ya. Perhatian manisnya membuatku mutlak menetapkan kalau AKU JATUH CINTA TERHADAPNYA, DAN AKU YAKIN SEKALI HUBUNGAN KAMI AKAN BERLANJUT. Rasanya aku begitu bahagia bisa mengenalnya. Bisa mendapat perhatiannya. Bisa jalan berdua dengannya. Dan yang paling penting, AKU BAHAGIA BISA LEPAS DARI BELENGGU CINTA PERTAMAKU. Tuhan, inikah balasan atas rasa sakitku terdahulu? Yeah, right! Berbekal semua argumen itu, itu yang membuat aku tersenyum dan mengangguk saat ia bertanya "Apa hubungan kita bisa berkembang lebih dari ini?" Hari itu juga aku resmi menjadi kekasihnya. Semua normal-normal saja, hingga memasuki minggu ke tiga ia mulai berubah dimataku. Ia sering membatalkan janji kencan denganku. Mengirim pesan pun jarang sekali. Ia bukan orang yang aku kenal. Ya, bukan. Ia berbeda. Ia berubah, dan aku tak suka dengan segala perubahannya. Apakah ia jenuh denganku? Apakah ia tak mencintaiku lagi? Aku tahu kalau semakin aku bertanya negativ, secara tak langsung otakku pun tersugesti dengan energi negativ. Maka aku mencoba tetap percaya padanya, dan berusaha untuk mengerti akan kesibukannya berlatih basket atau kesibukannya mengurus band. Aku tetap mencoba percaya, karena aku mencintaimu, sayang. Aku tetap mencoba bertahan, karena aku yakin kau masih mencintaku, Sayang! RIGHT, I'M SURVIVED BECAUSE YOU, BABE!
With Love,
Ladies Story :)
Sabtu, 03 September 2011
Jumat, 02 September 2011
Rinduku akan kenangan Cinta Pertama
kalau aja setiap manusia dikasih kesempatan untuk apa saja oleh Tuhan, satu yang akan aku lakukan... MEMUTAR WAKTU KEMBALI PADA SAAT-SAAT JANUARI DAN FEBRUARI 2011.
masa-masa Januari dan awal Februari adalah masa-masa terindah dalam hidup baruku sebagai remaja SMA. Masa dimana aku mulai mengenal dia, cinta pertamaku. 19 Januari 2011 menurutku adalah hari terindahku sepanjang 2011. tak henti-hentinya aku tersenyum. tersenyum pada siapa saja, hingga mereka mengerti kalau AKU BAHAGIA BERSAMANYA. he is a good boy, menurutku. dia bisa mengubahku menjadi lebih semangat untuk sekolah. dia bisa mengubah separuh dari sifat-sifat negativku. dia kakak kelasku, FYI. care, cool, and comfortable, adalah kesan pertama yang aku dapati ketika mengenalnya. hari-hari Januariku sangat indah. mengapa? singkat saja, KARENA AKU ADA BERSAMANYA, DAN DIA BISA MEMBUATKU BAHAGIA.
mengenalnya membuatku mengerti akan CINTA yang sebenarnya. cinta dimana kau bisa merasakan bahagia saat bersamanya, nyaman saat tangannya merengkuhmu, dan KAU TAKUT UNTUK KEHILANGANNYA. semuanya terasa benar. itu yang selalu aku rasakan saat ada dia, bersamaku. aku bahkan bisa merasakan kalau pipiku selalu terasa panas dan bersemu merah kala ia ada didekatku. aku bisa memahami kalau dabar jantungku selalu tak wajar tiap kali melihatnya, walau dalam jarak jauh-pun. dan aku, SANGAT MENYADARI, KALAU AKU TAKUT KEHILANGANNYA. RESAH SAAT IA TAK ADA BERSAMAKU. AKU SANGAT SADAR AKAN ITU. SANGAT TAKUT KEHILANGANNYA, DAN SANGAT RESAH TANPA ADA DIRINYA.
sayang sekali, aku hanya bisa merasakan itu semua hanya dalam kurun waktu satu bulan. kebahagiaanku, keceriaanku, dan segala rasa sukaku sirna begitu saja. hilang. musnah. terenggut oleh pusaran badai.
21 FEBRUARI 2011, hari terkelamku di tahun 2011. semua yang sangat aku takuti, dan selalu kucoba untuk tak terjadi, akhirnya terjadi pada hari itu. dia pergi meninggalkanku. dia lenyap dari pandanganku. sirna dari ruang hatiku, yang bahkan selalu aku sisihkan, SEMATA UNTUKNYA. saat itu, aku bahkan bisa merasakan kalau aku tak punya setitik energi untuk mencegahnya. tak punya secuil keberanian, untuk menyuarakan kata hatiku, JANGAN PERGI. aku tak bisa menahannya. entah setan apa yang merasukiku.
seharian aku menangis. tercenung, tak bisa mencerna apa yang ia lakukan terhadapku. aku tak mengerti fikirannya. disaat aku merasa jatuh terlalu dalam, dan sudah menutup hatiku pada siapapun, DIA PERGI MENINGGALKANKU. sakit. berhari-hari aku menangisinya. sia-sia bukan? aku menangisinya, SEMENTARA DIA BAHKAN TAK MEMPEDULIKANKU.
disekolah, hari-hariku terasa bagaikan nightmare. aku hanya diam. sering kali pula menangis dalam diam. tak peduli pada semua mater-materi study-ku. yang aku pikirkan hanya satu, APA DIA MASIH MENYIMPAN SETITIK RASA UNTUKKU?
aku tak mempedulikan semua advise dari sahabat-sahabatku. aku bagaikan selongsong tubuh tak bernyawa. menuruti kemanapun kaki ingin melangkah. kosong. tak berjiwa. melamun menjadi kebiasaanku yang rutin aku lakukan. pancaran pedih dari sepasang mataku, selalu menimbulkan tatapan nanar dari yang melihat. tak henti-hentinya aku melamun, menangis, hingga mereka bisa merasakan AKU MATI KARENANYA. bukan mati dalam artian harfiah, tetapi MATI, KARENA AKU BISA MERASAKAN TUBUHKU TAK BERDAYA. LEMAS, SEPERTI TANPA SATU RUAS TULANG PUN DIDALAMNYA. kosong. tak berjiwa.
tangisanku tak bertahan lama, setelah akhirnya aku sadar. UNTUK APA AKU MENANGISINYA? aku mencari kegiatan lain untuk mencoba mengenyahkannya dari fikiranku. fokus dari semua titik fikiranku. aku juga tek mengerti, mengapa air mataku tak jua habis? sementara, berhari-hari aku menangisinya. kegiatan-kegiatan itu memang bisa sedikit mengenyahkannya dari pikiranku. hanya sedikit, karena setiap kali aktivitasku terhenti, mataku selalu menerawang. mengingatnya. mengembalikannya dalam memori. LELAH. aku merasa sangat lelah. lelah menagisinya. lelah memikirkannya. ku putuskan untuk melupakannya. aku sangat yakin aku bisa melupakannya. tapi, semuanya terasa salah. BERBULAN-BULAN AKU MENCOBANYA, TAPI ENTAH MENGAPA AKU SELALU MEMIKIRKANNYA. SELALU TERINGAT KENANGAN BERSAMANYA, DAN................. aku sadar, sangat sadar kalau AKU MERINDUKANNYA.....
Juli 2011, 6 bulan anniversary-ku dengannya. aku.... menangis. menangis mengingatnya. selalu, mengingatnya membuatku hidup dalam angan liar. aku selalu berandai-andai, andaikan aku masih bersamanya.... tentu saja aku SANGAT bahagia...
Juli 2011, namanya masih dalam agenda do'aku. alam bawah sadarku selalu mengucapkan do'a untuknya. mengharapkannya kembali padaku. namun berkali-kali aku berdoa, berharap, dan meminta, pada prakteknya kami malah semakin jauh. kini aku sadar, selama ini itu semua bukanlah do'aku. itu adalah do'a yang lebih sering teriak keputus-asaanku. do'a yang lebih sering tangis kelahanku. amarah tertahanku. kelelahanku. ketidak berdayaanku, UNTUK MELUPAKANNYA. maka sekarang, dalam gelapku, selalu ku bermunajat kepadaNYA, "semoga ia bahagia, dalam hidupnya".
entah sudah berapa kali aku menyeka air-mataku. tak terhitung berapa banyak air-mataku yang jatuh untuknya. aku lelah. lelah menyeka air-mataku yang tak kunjung berhenti mengalir dari pelupuk mataku. ku putuskan untuk berhenti menyeka air-mata itu. sia-sia, karena air-mata itu tak akan bisa berhenti mengalir. air mata ini adalah sumber dari segala lukaku, dariku...... UNTUK DIRINYA....... :')
with love,
Ladies Story :)
Ladies Story :)
Langganan:
Komentar (Atom)
Sabtu, 03 September 2011
I'm survived because you, Babe!
aku kembali merasakan indahnya jatuh cinta. Entah apa yang ada dipikiranku saat itu, namun yang pasti aku selalu tanpa sadar tersenyum kala melihatnya bercumbu dengan bola NBA. Ya, dia adalah salah satu anak basket di sekolahku. Beberapa kali melihatnya bertanding membuat alam bawah sadarku seketika bersenandung takjub. High five-nya selalu aku nantikan. Lompatan lincahnya selalu aku rindukan, dan 3 point shootnya selalu aku dambakan. Aku sadar, mungkin aku sudah terjerembab dalam pesona yang selalu ia bagikan lewat senyum dibibirnya. Lewat sorot teduh menghanyutkan yang membuat hatiku kala itu menjerit. Sungguh! Rasanya ingin sekali aku memiliki manis senyumnya, teduh matanya, menawan posturnya, dan hey! Wajahnya yang memang memikat membuatku luluh kala ia berada tak jauh dariku. Aku selalu senang melihatnya. Apa sewaktu badan atletisnya berbalut kemeja OSIS putih ketat, Sewaktu bersimbah keringat kala bercumbu dengan 3 point shoot, atau berkemeja rapih saat tangannya memetik senar. Kala aku merasakan semua itu, kembali hati kecilku bertanya "Apa benar aku sudah bisa lepas dari bayang-bayang Cinta Pertamaku itu?" pertanyaan itu tak bisa ku jawab. Ya, I don't know about my feel.
Singkat cerita, kami berkenalan. Ya, kami. Benar, aku dan dia. Aku dan anak basket itu! Saat pertama kali menjabat tangannya, aku merasakan lututku lemas. Aku semakin terbawa saat ia tersenyum dan mengerling hangat. Tuhan, adakah hal yang lebih menyiksa dari ini?! Lambat laun kami semakin akrab. Ia sering mengunjungi rumahku saat malam minggu. Setiap hari ia tak pernah absen memenuhi inbox ponselku dengan sejuta perhatiannya. Perhatian. Ya. Perhatian manisnya membuatku mutlak menetapkan kalau AKU JATUH CINTA TERHADAPNYA, DAN AKU YAKIN SEKALI HUBUNGAN KAMI AKAN BERLANJUT. Rasanya aku begitu bahagia bisa mengenalnya. Bisa mendapat perhatiannya. Bisa jalan berdua dengannya. Dan yang paling penting, AKU BAHAGIA BISA LEPAS DARI BELENGGU CINTA PERTAMAKU. Tuhan, inikah balasan atas rasa sakitku terdahulu? Yeah, right! Berbekal semua argumen itu, itu yang membuat aku tersenyum dan mengangguk saat ia bertanya "Apa hubungan kita bisa berkembang lebih dari ini?" Hari itu juga aku resmi menjadi kekasihnya. Semua normal-normal saja, hingga memasuki minggu ke tiga ia mulai berubah dimataku. Ia sering membatalkan janji kencan denganku. Mengirim pesan pun jarang sekali. Ia bukan orang yang aku kenal. Ya, bukan. Ia berbeda. Ia berubah, dan aku tak suka dengan segala perubahannya. Apakah ia jenuh denganku? Apakah ia tak mencintaiku lagi? Aku tahu kalau semakin aku bertanya negativ, secara tak langsung otakku pun tersugesti dengan energi negativ. Maka aku mencoba tetap percaya padanya, dan berusaha untuk mengerti akan kesibukannya berlatih basket atau kesibukannya mengurus band. Aku tetap mencoba percaya, karena aku mencintaimu, sayang. Aku tetap mencoba bertahan, karena aku yakin kau masih mencintaku, Sayang! RIGHT, I'M SURVIVED BECAUSE YOU, BABE!
With Love,
Ladies Story :)
Singkat cerita, kami berkenalan. Ya, kami. Benar, aku dan dia. Aku dan anak basket itu! Saat pertama kali menjabat tangannya, aku merasakan lututku lemas. Aku semakin terbawa saat ia tersenyum dan mengerling hangat. Tuhan, adakah hal yang lebih menyiksa dari ini?! Lambat laun kami semakin akrab. Ia sering mengunjungi rumahku saat malam minggu. Setiap hari ia tak pernah absen memenuhi inbox ponselku dengan sejuta perhatiannya. Perhatian. Ya. Perhatian manisnya membuatku mutlak menetapkan kalau AKU JATUH CINTA TERHADAPNYA, DAN AKU YAKIN SEKALI HUBUNGAN KAMI AKAN BERLANJUT. Rasanya aku begitu bahagia bisa mengenalnya. Bisa mendapat perhatiannya. Bisa jalan berdua dengannya. Dan yang paling penting, AKU BAHAGIA BISA LEPAS DARI BELENGGU CINTA PERTAMAKU. Tuhan, inikah balasan atas rasa sakitku terdahulu? Yeah, right! Berbekal semua argumen itu, itu yang membuat aku tersenyum dan mengangguk saat ia bertanya "Apa hubungan kita bisa berkembang lebih dari ini?" Hari itu juga aku resmi menjadi kekasihnya. Semua normal-normal saja, hingga memasuki minggu ke tiga ia mulai berubah dimataku. Ia sering membatalkan janji kencan denganku. Mengirim pesan pun jarang sekali. Ia bukan orang yang aku kenal. Ya, bukan. Ia berbeda. Ia berubah, dan aku tak suka dengan segala perubahannya. Apakah ia jenuh denganku? Apakah ia tak mencintaiku lagi? Aku tahu kalau semakin aku bertanya negativ, secara tak langsung otakku pun tersugesti dengan energi negativ. Maka aku mencoba tetap percaya padanya, dan berusaha untuk mengerti akan kesibukannya berlatih basket atau kesibukannya mengurus band. Aku tetap mencoba percaya, karena aku mencintaimu, sayang. Aku tetap mencoba bertahan, karena aku yakin kau masih mencintaku, Sayang! RIGHT, I'M SURVIVED BECAUSE YOU, BABE!
With Love,
Ladies Story :)
Jumat, 02 September 2011
Rinduku akan kenangan Cinta Pertama
kalau aja setiap manusia dikasih kesempatan untuk apa saja oleh Tuhan, satu yang akan aku lakukan... MEMUTAR WAKTU KEMBALI PADA SAAT-SAAT JANUARI DAN FEBRUARI 2011.
masa-masa Januari dan awal Februari adalah masa-masa terindah dalam hidup baruku sebagai remaja SMA. Masa dimana aku mulai mengenal dia, cinta pertamaku. 19 Januari 2011 menurutku adalah hari terindahku sepanjang 2011. tak henti-hentinya aku tersenyum. tersenyum pada siapa saja, hingga mereka mengerti kalau AKU BAHAGIA BERSAMANYA. he is a good boy, menurutku. dia bisa mengubahku menjadi lebih semangat untuk sekolah. dia bisa mengubah separuh dari sifat-sifat negativku. dia kakak kelasku, FYI. care, cool, and comfortable, adalah kesan pertama yang aku dapati ketika mengenalnya. hari-hari Januariku sangat indah. mengapa? singkat saja, KARENA AKU ADA BERSAMANYA, DAN DIA BISA MEMBUATKU BAHAGIA.
mengenalnya membuatku mengerti akan CINTA yang sebenarnya. cinta dimana kau bisa merasakan bahagia saat bersamanya, nyaman saat tangannya merengkuhmu, dan KAU TAKUT UNTUK KEHILANGANNYA. semuanya terasa benar. itu yang selalu aku rasakan saat ada dia, bersamaku. aku bahkan bisa merasakan kalau pipiku selalu terasa panas dan bersemu merah kala ia ada didekatku. aku bisa memahami kalau dabar jantungku selalu tak wajar tiap kali melihatnya, walau dalam jarak jauh-pun. dan aku, SANGAT MENYADARI, KALAU AKU TAKUT KEHILANGANNYA. RESAH SAAT IA TAK ADA BERSAMAKU. AKU SANGAT SADAR AKAN ITU. SANGAT TAKUT KEHILANGANNYA, DAN SANGAT RESAH TANPA ADA DIRINYA.
sayang sekali, aku hanya bisa merasakan itu semua hanya dalam kurun waktu satu bulan. kebahagiaanku, keceriaanku, dan segala rasa sukaku sirna begitu saja. hilang. musnah. terenggut oleh pusaran badai.
21 FEBRUARI 2011, hari terkelamku di tahun 2011. semua yang sangat aku takuti, dan selalu kucoba untuk tak terjadi, akhirnya terjadi pada hari itu. dia pergi meninggalkanku. dia lenyap dari pandanganku. sirna dari ruang hatiku, yang bahkan selalu aku sisihkan, SEMATA UNTUKNYA. saat itu, aku bahkan bisa merasakan kalau aku tak punya setitik energi untuk mencegahnya. tak punya secuil keberanian, untuk menyuarakan kata hatiku, JANGAN PERGI. aku tak bisa menahannya. entah setan apa yang merasukiku.
seharian aku menangis. tercenung, tak bisa mencerna apa yang ia lakukan terhadapku. aku tak mengerti fikirannya. disaat aku merasa jatuh terlalu dalam, dan sudah menutup hatiku pada siapapun, DIA PERGI MENINGGALKANKU. sakit. berhari-hari aku menangisinya. sia-sia bukan? aku menangisinya, SEMENTARA DIA BAHKAN TAK MEMPEDULIKANKU.
disekolah, hari-hariku terasa bagaikan nightmare. aku hanya diam. sering kali pula menangis dalam diam. tak peduli pada semua mater-materi study-ku. yang aku pikirkan hanya satu, APA DIA MASIH MENYIMPAN SETITIK RASA UNTUKKU?
aku tak mempedulikan semua advise dari sahabat-sahabatku. aku bagaikan selongsong tubuh tak bernyawa. menuruti kemanapun kaki ingin melangkah. kosong. tak berjiwa. melamun menjadi kebiasaanku yang rutin aku lakukan. pancaran pedih dari sepasang mataku, selalu menimbulkan tatapan nanar dari yang melihat. tak henti-hentinya aku melamun, menangis, hingga mereka bisa merasakan AKU MATI KARENANYA. bukan mati dalam artian harfiah, tetapi MATI, KARENA AKU BISA MERASAKAN TUBUHKU TAK BERDAYA. LEMAS, SEPERTI TANPA SATU RUAS TULANG PUN DIDALAMNYA. kosong. tak berjiwa.
tangisanku tak bertahan lama, setelah akhirnya aku sadar. UNTUK APA AKU MENANGISINYA? aku mencari kegiatan lain untuk mencoba mengenyahkannya dari fikiranku. fokus dari semua titik fikiranku. aku juga tek mengerti, mengapa air mataku tak jua habis? sementara, berhari-hari aku menangisinya. kegiatan-kegiatan itu memang bisa sedikit mengenyahkannya dari pikiranku. hanya sedikit, karena setiap kali aktivitasku terhenti, mataku selalu menerawang. mengingatnya. mengembalikannya dalam memori. LELAH. aku merasa sangat lelah. lelah menagisinya. lelah memikirkannya. ku putuskan untuk melupakannya. aku sangat yakin aku bisa melupakannya. tapi, semuanya terasa salah. BERBULAN-BULAN AKU MENCOBANYA, TAPI ENTAH MENGAPA AKU SELALU MEMIKIRKANNYA. SELALU TERINGAT KENANGAN BERSAMANYA, DAN................. aku sadar, sangat sadar kalau AKU MERINDUKANNYA.....
Juli 2011, 6 bulan anniversary-ku dengannya. aku.... menangis. menangis mengingatnya. selalu, mengingatnya membuatku hidup dalam angan liar. aku selalu berandai-andai, andaikan aku masih bersamanya.... tentu saja aku SANGAT bahagia...
Juli 2011, namanya masih dalam agenda do'aku. alam bawah sadarku selalu mengucapkan do'a untuknya. mengharapkannya kembali padaku. namun berkali-kali aku berdoa, berharap, dan meminta, pada prakteknya kami malah semakin jauh. kini aku sadar, selama ini itu semua bukanlah do'aku. itu adalah do'a yang lebih sering teriak keputus-asaanku. do'a yang lebih sering tangis kelahanku. amarah tertahanku. kelelahanku. ketidak berdayaanku, UNTUK MELUPAKANNYA. maka sekarang, dalam gelapku, selalu ku bermunajat kepadaNYA, "semoga ia bahagia, dalam hidupnya".
entah sudah berapa kali aku menyeka air-mataku. tak terhitung berapa banyak air-mataku yang jatuh untuknya. aku lelah. lelah menyeka air-mataku yang tak kunjung berhenti mengalir dari pelupuk mataku. ku putuskan untuk berhenti menyeka air-mata itu. sia-sia, karena air-mata itu tak akan bisa berhenti mengalir. air mata ini adalah sumber dari segala lukaku, dariku...... UNTUK DIRINYA....... :')
with love,
Ladies Story :)
Ladies Story :)
Langganan:
Komentar (Atom)

